STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA
3/24/2013 04:48:00 AM
A. Macam-Macam
Strategi Pembangunan Indonesia
Sebelum mempelajari perekonomian Negara
Indonesia, akan lebih baik kita perhatikan terlebih dahulu konsep-konsep
penting yaitu strategi pembangunan ekonomi. Beberapa strategi pembangunan
ekonomi yang dapat disampaikan adalah:
1. Strategi
Pertumbuhan
·
Pemikiran pada strategi ini pertumbuhan ekonomi menjadi kriteria utama bagi
pengukuran keberhasilan pembangunan.
·
Selanjutnya dengan pertumbuhan ekonomi buah pembangunan akan dinikmati pula
oleh si miskin melalui proses merambat ke bawah (trickle down effect) atau
melalui tindakan koreksi pemerintah mendistribusikan hasil pembangunan.
·
Bahkan tersirat pendapat bahwa ketimpangan atau ketidakmerataan adalah
merupakan semacam prasyarat atau kondisi yang harus terjadi guna memungkinkan
terciptanya pertumbuhan, yaitu melalui proses akumulasi modal oleh lapisan
kaya.
2. Strategi
Pembangunan dengan Pemerataan
Strategi ini dikemukakan oleh Ilma
Aldeman dan Morris. Yang paling penting dari pertumbuhan pemerataan ini adalah
ditekannya peningkatan pembangunan melalui teknik social engineering, seperti
melalui penyusunan rencana induk, paket program terpadu. Dapat dikatakan bahwa,
pembangunan masih diselenggarakan atas dasar persepsi, instrumen yang
ditentukan dari dan oleh mereka yang menemukannya (Ismid Hadad, 1980). Namun
ternyata model pertumbuhan pemerataan ini juga belum mampu memecahkan masalah
pokok yang dihadapi negara-negara sedang berkembang. Ini dapat dikatakan belum
terlalu sempurna dan belum bisa diikuti.
3. Strategi
Ketergantungan
Pada tahun 1965 muncul strategi
pembangunan dengan nama strategi ketergantungan. Konsep ini timbul dikarenakan
tidak sempurnanya strategi pertumbuhan dan strategi pembangunan dengan
pemerataan. Yang menarik untuk diperhatikan dari teori ketergantungan adalah
munculnya istilah dualisme utara-selatan, desa-kota, corepriphery yang pada
dirinya mencerminkan adanya pemikiran pembangunan yang berwawasan ruang.
Maksudnya
adalah kemiskinan di negara–negara berkembang lebih disebabkan karena adanya
ketergantungan negara tersebut dari pihak/negara lainnya. Jika Negara ingin
melepaskan diri dari kemiskinan, maka harus mengarah keupaya seperti
meningkatkan produksi nasional disertai dengan peningkatan kemampuan
dalam bidang produksi, lebih mencintai produk nasional.
Teori ketergantungan ini kemudian
dikritik oleh Kothari dengan mengatakan “. . . . .teori ketergantungan tersebut
memang cukup relevan, namun sayangnya telah menjadi semacam dalih terhadap
kenyataan dari kurangnya usaha untuk membangun masyarakat sendiri
(selfdevelopment). Dapat disimpulan bahwa, strategi ketergantungan hamper sama
dengan strategi sebelumnya yang tidak sempurna.
4. Strategi yang
Berwawasan Ruang
Strategi ini menganjurkan agar
negara-negara sedang berkembang memperbaiki tata hubungan sosial, politik, dan
ekonomi kearah prinsip swadaya, partisipasi rakyat dan keadilan sosial dengan
lebih memperhatikan lapisan masyarakat paling bawah yang hidup dibawah garis kemiskinan
yang ternyata merupakan bagian terbesar dari masyarakat.
5. Strategi
Pendekatan Kebutuhan Pokok
Sasaran strategi ini adalah menaggulangi
kemiskinan secara masal. Strategi ini dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan
Sedunia (ILO) pada tahun 1975,. ILO dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok
manusia tidak mungkin dapat dipengaruhi jika pendapatan masih rendah akibat
kemiskinan yang bersumber pada pengangguran. Oleh karena itu sebaiknya
usaha-usaha diarahkan pada penciptaan lapangan kerja, pelatihan bagi rakyat
yang tidak mempunyai keterampilan sehingga mereka mempunya keterampilan untuk
bekerja, shingga mereka bisa bekerja, dan peningkatan kebutuhan pokok.
B.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Strategi Pembangunan Ekonomi
Jika tujuan yang ingin dicapai adalah
menciptakan masyarakat yang mandiri, maka strategi yang dapat dipakai yaitu
jangan membiasakan diri untuk tergantung pada orang lain. Jika tujuan yang
ingin dicapai adalah pemerataan pembangunan, maka strategi yang digunakan
adalah berwawasan ruang.
Perkembangan Ekonomi suatu negara dapat
dilihat dari perubahan-perubahan di dalam stabilitas atau keseimbangannyan
kapasitas perekonomian dalam jangka waktu yang lama.
Ada
beberapa karakteristik perkembangan ekonomi modern yang ditinjau dari
interrelasi, yaitu:
·
Tingginya tingkat pengeluaran perkapita dengan meningkatnya produktifitas
tenaga kerja yang cepat
·
Tingginya tingkat penghasilan perkapita yang dapat mengubah tingginya tingkat
konsumsi perkapita
·
Teknologi yang maju guna merubah structural skala produk dan karakteristik unit
usaha ekonomi yang dicapai.
Faktor yang mempengaruhi diberlakukannya
strategi pembangunan yang berorientasi pada penghapusan kemiskinan pada
dasarnya dilandasi oleh keinginan bahwa kemiskinan harus secepat mungkin
diatasi. Jadi faktor-faktor yang mempengaruhi diberlakukannya strategi
pembangunan yang berorientasi pada pemerataan antar daerah adalah :
Potensi
daerah yang berbeda
Kebijaksanaan
penanaman modal yang berat sebelah
Adanya
ketimpangan antar daerah.
C.
STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI DI INDONESIA
Salah satu tujuan penting perencanaan
ekonomi di negara sedang berkembang seperti Negara kita, Negara Indonesia
adalah untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi. Untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi tersebut berarti perlu juga meningkatkan laju pembentukan modal dengan
cara meningkatkan tingkat pendapatan, tabungan, dan investasi. Peningkatan laju
pembentukan modal pada Indonesia ini menghadapi berbagai kendala, salah satunya
yaitu kemiskinan masyarakat Indonesia itu sendiri. Hal ini diakibatkan karena
tingkat tabungan yang rendah, tingkat tabungan rendah dikarenakan tingkat
pendapatan rendah. Dan karena itu semua berakibat pada laju investasi, laju
investasi juga rendah dan berpengaruh pada rendahnya modal dan produktivitas
indonesia.
Sebelum orde baru, strategi pembangunan
di Indonesia secara teori telah diarahkan pada usaha pencapaian laju
pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Namun, kenyataannya terlihat adanya
kecendrungan lebih menitik beratkan pada tujuan-tujuan politik dan kurang
memperhatikan pembangunan ekonomi. Sehingga perkembangan ekonomi yang tadinya
menjadi perioritas utama menjadi terabaikan dan entah bagaimana kelanjutannya.
Dan pada awal Orde Baru, strategi
pembangunan di Indonesia lebih diarahkan pada tindakan pembersihan dan
perbaikan kondisi ekonomi yang mendasar, terutama usaha-usaha untuk menekan
laju inflasi yang sangat tingi (Hyper Inflasi). Inflasi pada saat itu dapat
dikatakan sangat tinggi. Kehidupan ekonomi masa orde baru, negara bersama
aparat ekonominya mendominasi seluruh kegiatan ekonomi sehingga mematikan
potensi dan kreasi unit-unit ekonomi swasta. Semuanya menyebabkan permulaan
Orde Baru program pemerintah berorientasi pada usaha penyelamatan ekonomi nasional
terutama pada usaha mengendalikan tingkat inflasi, penyelamatan keuangan negara
dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Tindakan pemerintah ini dilakukan karena
adanya kenaikan harga pada awal tahun 1966 yang menunjukkan tingkat inflasi
kurang lebih 650 % setahun. Hal itu menjadi penyebab kurang lancarnya program
pembangunan yang telah direncanakan pemerintah.
Karena
keadaan ekonomi yang kacau itu,pemerintah menempuh cara :
-
Mengeluarkan
Ketetapan MPRS No.XXIII/MPRS/1966 tentang Pembaruan Kebijakan ekonomi, keuangan
dan pembangunan.
-
MPRS
mengeluarkan garis program pembangunan, yakni program penyelamatan, program
stabilitas dan rehabilitasi, serta program pembangunan.
Program pemerintah diarahkan pada upaya
penyelamatan ekonomi nasional terutama stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi.
Stabilisasi berarti mengendalikan inflasi agar harga barang-barang tidak
melonjak terus. Sedangkan rehabilitasi adalah perbaikan secara fisik sarana dan
prasarana ekonomi. Hakikat dari kebijakan ini adalah pembinaan sistem ekonomi
berencana yang menjamin berlangsungnya demokrasi ekonomi ke arah terwujudnya
masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
Kondisi perekonomian setelah 13 tahun
reformasi, begitu banyak kemajuan yang dicapai bangsa Indonesia. Ketika awal
reformasi, perekonomian Indonesia kontraktif minus 13%. Pendapatan per kapita
anjlok di bawah US$ 500 per tahun.
Secara
perlahan dan pasti, kondisi kita terus membaik. Statistik menunjukan bergerak
naik – maju. Ketika bangsa-bangsa lain mengalami pertumbuhan yang sangat
rendah, kita nomor 3 terbaik di dunia dengan pertumbuhan 4,5%. Ada pembelajaran
luar biasa bagi bangsa Indonesia untuk tetap optimis. Oleh sebab itu ketika
mengalami krisis kita tetap bangkit – tumbuh. Tahun 2010 perekonomian nasional
tumbuh 6,1%, tahun 2011 meningkat menjadi 6,5%. Ini tertinggi setelah
reformasi, dengan inflasi terendah pula setelah reformasi yaitu 3,79%. Itu
merupakan suatu pencapaian yang cukup mengesankan di tengah badai krisis
ekonomi global yang memporak-porandakan Negara-negara maju.
Semua strategi-strategi kemudian
dipertegas dengan ditetapkan sasaran-sasaran dan titik berat setiap Repelita,
yakni :
REPELITA
I : Meletakkan titik berat pada sektor pertanian dan industri yang mendukung
sektor pertanian meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
REPELITA
II : Meletakkan titik berat pada sektor pertanian dengan meningkatkan industri
yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku meletakkan landasan yang kuat
bagi tahap selanjutnya.
REPELITA
III : Meletakkan titik berat pada sektor pertanian menuju swasembada pangan dan
meningkatkan industri yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi meletakkan
landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
REPELITA
IV : Meletakkan titik berat pada sektor pertanian untuk melanjutkan usaha-usaha
menuju swasembada pangan dengan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan
mesin-mesin industri sendiri, baik industri ringan yang akan terus dikembangkan
dalam Repelita-repelita selanjutnya meletakkan landasan yang kuat bagi tahap
selanjutnya.
D.
Perencanaan Pembangunan
·
Manfaat Perencanaan Pembangunan
Menurut
Bintoro Tjokromidjojo, manfaat perencanaan pembangunan adalah :
1.
Dengan adanya perencanaan diharapkan terdapatnya suatu persyaratan kegiatan,
adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada
pencapaian tujuan pembangunan.
2.
Dengan perencanaan maka dapat dilakukan suatu perkiraan terhadap hal-hal dalam
masa pelaksanaa yang akan dilalui.
3.
Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang
cara yang terbaik atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik.
4.
Dengan perencanaan dapat dilakukan penyusunan skala prioritas
5.
Dengan adanya rencana maka akan ada suatu alat pengukur untuk mengadakan suatu
pengawasan dan evaluasi
6.
Penggunaan dan alokasi sumber-sumber pembangunan yang terbatas adanya secara
lebih efisien dan efektif
7.
Dengan perencanaan, perkembangan ekonom yang mantap atau pertumbuhan ekonomi
yang terus menerus dapat ditingkatkan
8.
Dengan perencanaan dapat dicapai stabilitas ekonomi, menghadapi siklis
konjungtur.
·
Periode Perencanaan Pembangunan
Dalam
sejarah perkembangannya, perencanaan pembangunan ekonomi Indonesia dibagi dalam
beberapa periode, yakni :
Periode
Orde Baru, dibagi dalam :
•
Periode 1945 – 1950
•
Periode 1951 – 1955
•
Periode 1956 – 1960
•
Periode 1961 – 1966
Periode
Setelah Orde Baru dibagi dalam :
•
Periode 1966 s/d periode stabilisasi dan rehabilitasi
•
Periode Repelita I : 1969/70 – 1973/74
•
Periode Repelita II : 1974/75 – 1978/79
•
Periode Repelita III : 1979/80 – 1983/84
•
Periode Repelita IV : 1984/85 – 1988/89
•
Periode Repelita V : 1989/90 – 1993/94
Kesimpulannya adalah dalam
pembangunan ekonomi di Indonesia terdapat beberapa strategi yang digunakan
untuk mencapai tujuan yang berbeda-beda. Tujuan penting perencanaan ekonomi di
negara sedang berkembang seperti Negara kita, negara Indonesia adalah untuk
meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi. Di Indonesia perencanaan pembangunan
dibagi atas periode orde baru dan periode orde lama. Perncanaan pembangunan ini
mempunya banyak manfaat bagi negara kita, Indonesia.
Sumber
:
0 Leave your coment