Struktur Produksi, Distribusi Pendapatan dan Kemiskinan
3/29/2013 07:08:00 AM
A.
Struktur Produksi
Struktur produksi adalah logika proses
produksi, yang menyatakan hubungan antara beberapa pekerjaan
pembuatan komponen sampai menjadi produk akhir, yang biasanya ditunjukkan
dengan menggunakan skema.Struktur produksi nasional dapat dilihat menurut
lapangan usaha dan hasil produksi kegiatan ekonomi nasional.
GDP (GROSS DOMESTIC PRODUCT) atau
Produksi Domestic Bruto adalah pendapatan nasional yang nilainya
dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh kegiatan produksi yang dilakukan oleh
semua pelaku atau sektor ekonomi diwilayah indonesia,dalam kurun waktu
tertentu.
Gross Domestic Product (GDP) adalah
penghitungan yang digunakan oleh suatu negara sebagai ukuran utama bagi aktivitas
perekonomian nasionalnya, tetapi pada dasarnya GDP mengukur seluruh volume
produksi dari suatu wilayah (negara) secara geografis.
GDP artinya mengukur nilai pasar dari
barang dan jasa akhir yang diproduksi oleh sumber daya yang berada dalam suatu
negara selama jangka waktu satu tahun.
GDP juga dapat digunakan untuk
mempelajari perekonomian dari waktu ke waktu atau untuk membandingkan beberapa
perekonomian pada suatu saat.
GDP digunakan untuk mengukur tingkat
kesehatan perekonomian sebuah negara. Namun demikian GDP seringkali dikritik
karena tidak mencantumkan transaksi ekonomi pada level bawah .
Dalam forex trading GDP merupakan salah
satu indikator penting yang dapat memicu volatilitas harga terutama untuk core
GDP.
Manfaat
GDB
:
-
Dapat mengetahui dengan segera apakah perekonomian mengalami
pertumbuhan atau tidak.
-
Menghitung perubahan harga.
Keterbatasan
GDB
:
-
Perhitungan GDB dan analisis kemakmuran.
-
Perhitungan dan masalah kesejahteraan.
-
GDB perkapita dan masalah produksi.
B.
Pendapatan Nasional
Pendapatan Nasional adalah salah satu
indikator perekonomian suatu negara yang sangat penting adalah dengan
pendapatan nasional. Pendapatan nasional dapat diartikan sebagai suatu angka
atau nilai yang menggambarkan seluruh produksi, pengeluaran, ataupun pendapatan
yang dihasilkan dari semua pelaku/sektor ekonomi dari suatu negara dalam kurun
waktu tertentu.
Pendapatan nasional sering digunakan
sebagai indikator ekonomi dalam hal :
Menentukan
laju tingkat perkembangan/pertumbuhan perekonomian suatu negara
Mengukur
keberhasilan suatu negara dalam mencapai tujuan pembangunan ekonominya
Membandingkan
tingkat kesejahteraan masyarakat suatu negara dengan negara lainnya.
a.
Pendekatan Metode Produksi
Berdasarkan pendekatan/ metode produksi
pendapatan nasional adalah barang dan jasa yang diproduksi di suatu negara
dalam suatu periode tertentu, biasanay satu tahun.
Maksud dari metode produksi ini adalah,
jumlah seluruh hasil produksi (output) suatu negara dalam satu tahun dikalikan
harga satuan masing-masing. Sehingga bila dituliskan dalam rumus akan nampak
sebagai berikut :
Y={(Q1.P1)+(Q2.P2)+...+(Qn.pN)}
Keterangan
:
Y
= Pendapatan Nasional (PDB)
Q1
= Jumlah barang ke-1
P1
= Harga barang ke-1
Q2
= Jumlah barang ke-2
P2
=Harga barang ke-2
Qn
= Jumlah barang ke-n
Pn
= Harga barang ke-n
Hasil
perhitungan pendapatan nasional dengan metode produksi ini dinamakan Produk Domestik
Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP)
b.
Pendekatan Metode Pengeluaran
Berdasarkan pendekatan pengeluaran,
pendapatan nasional adalah jumlah pengeluaran secara nasional untuk membeli
barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu periode, biasanya satu tahun. Hasil
perhitungannya dinamakan Produk Nasional Bruto (PNB). Pengeluaran-pengeluaran
tersebut adalah konsumen (C), produsen (I), pemerintah (G), dan masyarakat luar
negeri (X-M).
Rumus
perhitungannya adalah :
PNB/Y = C + I + G +
(X-M)
Bila
PNB (GNP) dibagi dengan jumlah penduduk akan menghasilkan pendapatan per
kapita.
c.
Pendekatan Metode Pendapatan
Menurut pendekatan pendapatan maka
pendapatan nasional adalah seluruh pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor
produksi yang disumbangkan kepada Rumah Tangga Produsen selama satu tahun.
Hasil perhitungan pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan ini
dinamakan Pendapatan Nasional (PN) atau National Income (NI).
Rumusnya
perhitungannya adalah :
PN/Y
= r + w + i + p
Keterangan
:
r
= sewa (rent)
w
= upah/gaji (wage)
i
= bunga
p
= laba (profit)
Konsep
Pendapatan Nasional
:
Produk Domestik
Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic
Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh
unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu
tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa
yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara
yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang
belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP
dianggap bersifat bruto/kotor.
Produk Nasional
Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National
Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan
oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil
produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar
negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi
di wilayah negara tersebut.
Produk Nasional
Neto (NNP)
Produk Nasional Neto (Net National
Product) adalah GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan barang modal (sering
pula disebut replacement). Replacement penggantian barang
modal/penyusutan bagi peralatan produski yang dipakai dalam proses produksi
umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat
menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.
Pendapatan
Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National
Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima
oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh
dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung
adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak
penjualan, pajak hadiah, dll.
Pendapatan
Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal
Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam
masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun.
Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer
payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan
merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian
pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan
sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan
sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus
dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha
kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di
dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan
perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja
dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja
tersebut tidak lagi bekerja).
Pendapatan yang
siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan
(Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli
barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan
menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal
income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax)
adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya
harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.
C. Distribusi Pendapatan Nasional &
Kemiskinan
Masalah besar yang dihadapi negara sedang
berkembang adalah disparitas (ketimpangan) distribusi pendapatan dan tingkat
kemiskinan. Tidak meratanya distribusi pendapatan memicu terjadinya ketimpangan
pendapatan yang merupakan awal dari munculnya masalah kemiskinan. Membiarkan
kedua masalah tersebut berlarut-larut akan semakin memperparah keadaan, dan
tidak jarang dapat menimbulkan konsekuensi negatif terhadap kondisi sosial dan
politik.
Masalah kesenjangan pendapatan dan
kemiskinan tidak hanya dihadapi oleh negara sedang berkembang, namun negara
maju sekalipun tidak terlepas dari permasalahan ini. Perbedaannya terletak pada
proporsi atau besar kecilnya tingkat kesenjangan dan angka kemiskinan yang
terjadi, serta tingkat kesulitan mengatasinya yang dipengaruhi oleh luas
wilayah dan jumlah penduduk suatu negara. Semakin besar angka kemiskinan,
semakin tinggi pula tingkat kesulitan mengatasinya. Negara maju menunjukkan
tingkat kesenjangan pendapatan dan angka kemiskinan yang relative kecil
dibanding negara sedang berkembang, dan untuk mengatasinya tidak terlalu sulit
mengingat GDP dan GNP mereka relative tinggi. Walaupun demikian, masalah ini
bukan hanya menjadi masalah internal suatu negara, namun telah menjadi
permasalahan bagi dunia internasional.
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi
ketidak mampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian ,
tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh
kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap
pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang
memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya
melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya
dari sudut ilmiah yang telah mapan.
Kemiskinan
menurut para ahli
:
Levitan (1980) mengemukakan
kemiskinan adalah kekurangan barang-barang dan pelayanan-pelayanan yang
dibutuhkan untuk mencapai suatu standar hidup yang layak.
Faturchman
dan Marcelinus Molo (1994) mendefenisikan bahwa kemiskinan adalah
ketidakmampuan individu dan atau rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya.
Menurut Ellis
(1994)
kemiskinan merupakan gejala multidimensional yang dapat ditelaah dari dimensi
ekonomi, sosial politik.
Menurut
Suparlan (1993) kemiskinan didefinisikan sebagai suatu standar tingkat hidup
yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau
segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam
masyarakat yang bersangkutan.
Reitsma dan
Kleinpenning (1994)
mendefisnisikan kemiskinan sebagai ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi
kebutuhannya, baik yang bersifat material maupun non material.
Kesimpulannya, strukutur produksi adalah proses produksi
antara beberapa pekerjaan sampai mrnjadi produk akhir yang ditunjukan dengan
skema.
Pendapatan nasional dapat diartikan
sebagai suatu angka atau nilai yang menggambarkan seluruh produksi,
pengeluaran, ataupun pendapatan yang dihasilkan dari semua pelaku/sektor
ekonomi dari suatu negara dalam kurun waktu tertentu. Konsep Pendapatan
Nasional terdiri dari Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI), Produk Nasional
Bruto (GNP), Pendapatan Perseorangan (PI), Produk Domestik Bruto (GDP), Produk
Nasional Neto (NNP), Pendapatan Nasional Neto (NNI).
Sampai saat ini masalah terbesar dalam suatu negara
berkembang adalah kemiskinan. Semakin besar angka kemiskinan, semakin tinggi
pula tingkat kesulitan mengatasinya. Tidak meratanya distribusi pendapatan
memicu terjadinya ketimpangan pendapatan yang merupakan awal dari munculnya
masalah kemiskinan.
Sumber
:
http://sendarusgiana.blogspot.com/2012/05/struktur.html?m=1
http://onnasendri.blogspot.com/2012_04_01_archive.html?m=1
0 Leave your coment