KONSEP DASAR EKONOMI MONETER
4/27/2013 05:42:00 AM
Ekonomi Moneter merupakan salah satu
instrumen penting dalam perekonomian modern, dalam perekonomian modern terdapat
dua kebijakan perekonomian yang dijadikan instrumen oleh pemerintah dalam
menstabilkan perekonomian suatu negara, yang pertama adalah kebijakan Fiskal,
yaitu kebijakan yang diambil pemerintah untuk membelanjakan pendapatannya dalam
merealisasi tujuan-tujuan ekonomi. Yang kedua adalah kebijakan moneter.
Kebijakan moneter adalah langkah pemerintah untuk mengatur penawaran uang dan
tingkat bunga. Pada tulisan ini saya sebagai penulis, akan mencoba menyajikan
konsep-konsep dasar ekonomi moneter konvensional dan ekonomi moneter islam.
Ekonomi juga salah satu instrument
penting dalam perekonomian modern, dalam perekonomian modern terdapat dua
kebijakan yaitu :
a)
Kebijakan Fiskal yaitu kebijakan
yang diambil oleh pemerintah untuk membelanjakan pendapatan Negara untuk
tujuan-tujuan ekonomi.
Instrumen
kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang berhubungan
erat dengan pajak. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang berlaku
akan berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli
masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat meningkatkan jumlah output.
Dan sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat serta
menurunkan output industri secara umum.
b)
Kebijakan Moneter yaitu suatu usaha
dalam mengendalikan keadaan ekonomi makro agar dapat berjalan sesuai dengan
yang diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian
atau langkah pemerintah untuk mengatur penawaran uang dan tingkat bunga.
Kebijakan moneter terbagi dua yaitu :
v
Kebijakan Moneter Ekspansif yaitu suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah
uang yang beredar disuatu Negara, apabila tidak ada kebijakan ini maka jumlah
uang di suatu negara akan menipis sehingga transaksi atau jual beli disuatu
negara akan terganggu.
v
Kebijakan Moneter Kontraktif yaitu suatu kebijakan dalam rangka mengurangi
jumlah uang yang edar. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money
policu).
Tujuan Ekonomi
Moneter
Adapun
tujuan ekonomi moneter adalah untuk mencapai stablisasi ekonomi yang dapat
diukur dengan :
v
Kesempatan kerja.
Dengan
adanya kesempatan kerja atau lowongan pekerjaan maka makin besar dalam
meningkatkan produksi, selain dapat meningkatkan produksi maka dapat juga
membantu masyarakat yang menjadi pengangguran.
v
Kestabilan harga
Harga
yang makin kian tinggi membuat masyarakat menjadi resah, tiap tahunnya harga barang
bukannya menjadi turun tetapi semakin naik, untuk mencegah harga yang semakin
naik maka pemerintah menstabilkan harga sehingga harga tidak mengalami
kenaikkan setiap tahunnya.
v
Neraca pembayaran internasional
Neraca
pembayaran internasional yang seimbang menunjukkan stabilisasi ekonomi di suatu
Negara. Agar neraca pembayaran internasional seimbang, maka pemerintah sering
melakukan kebijakan-kebijakan moneter.
Konsep Ekonomi
Moneter Konvensional
Ekonomi
Moneter merupakan suatu cabang ilmu ekonomi yang membahas tentang peranan uang
dalam mempengaruhi tingkat harga-harga dan tingkat kegiatan ekonomi dalam suatu
negara. Dalam pandangan ekonomi konvensional maka tujuan memegang uang terdiri
dari tiga keinginan, yaitu :
a)
Tujuan transaksi
Dalam
rangka membayar pembelian-pembelian yang akan mereka lakukan
b)
Tujuan Berjaga-jaga
Sebagai
alat untuk menghadapi kesusahan yang mungkin timbul di masa yang akan datang
c)
Tujuan Spekulasi
Dalam masyarakat yang menganunt sistem
ekonomi konvensional ini, maka fungsi uang yang tak kalah pentingnya adalah
untuk spekulasi, dimana pelaku ekonomi dengan cermat mengamati tingkat bunga
yang berlaku saat itu, jika menguntungkan bila dibandingkan investasi, maka
masyarakat cendrung mendepositokan saja uang, dengan harapan mendapat imbalan
bunga.Selanjutnya terkait dengan konsep ekonomi Moneter Konvensional maka
tidak bisa dipisahkan dengan Kebijakan Moneter.
Kebijakan
Moneter adalah Kebijakan pemerintah dalam mengatur penawaran uang dan tingkat
bunga yang dilaksanakan oleh Bank sentral. Bentuk Kebijakan Moneter ini terdiri
dari Kebijakan Moneter Kuantitatif dan Kebijakan Moneter Kualitatif.
Kebijakan Moneter
Kuantitatif
adalah
merupakan suatu kebijakan umum yang bertujuan untuk mempengaruhi jumlah
penawaran uang dan tingkat bunga dalam perekonomian. terdiri dari:
a)
Operasi pasar terbuka
Pada
masa inflasi maka Bang Sentral akan mengadakan operasi pasar terbuka dengan
melempar surat-surat berharga ke Bank umum, sehingga kelebihan uang di Bank
Umum tidak menyebabkan inflasi, dan sebaliknya pada masa deflasi
b)
Mengubah Tingkat Bunga dan Tingkat
DiscontoTingkat
bunga dan tingkat disconto merupakan instrumen pemerintah dalam stabilisasi
moneter, ketika inflasi maka pemerintah melalui bank sentral dapat melakukan
kebijakan menaikkan suku bungga sehingga jumlah uang yang beredar di masyarakat
akan berkurang, dan kestabilan moneter akan tercapai, dan begitu pula
sebaliknya pada masa deflasi.
c)
Mengubah Tingkat Cadangan Minimum
Langkah
selanjutnya yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah dengan mengubah
cadangan minimun bank-bank umum ketika inflasi maka pemerintah mengambil
kebijakan untuk menaikkan cadangan minimum yang harus dimiliki oleh bank umum,
dengan demikian jumlah uang yang beredar di masyarakat akan berkurang, dan sebaliknya
pada masa deflasi.
Kebijakan Moneter
kualitatif
a)
Pengawasan pinjaman secara selektif
Melalui
kebijakan ini maka pmerintah melalui bank sentral mengendalikan dan mengawasi
peminjaman dan investasi-investasi yang dilakukan oleh bank-bank umum.
b)
Pembujukan Moral
Bank
sentral melakukan pertemuan dengan bank-bank umum, malalui forum ini maka bank
sentral menjelaskan kebijakan-kebijakan yang sedang dijalankan pemerintah dan
bantuan-bantuan apa yang diinginkan oleh bank sentral dari bank-bank umum untuk
mensukseskan kebijakan tersebut.Pemikiran Ekonomi Moneter IslamiDari
terminologi ekonomi konvensional, pembahasan ekonomi Moneter islami ini
kelompok
c)
mengambil asumsi
bahwa
berbicara tentang ekonomi moneter terkait tentang dua hal :
1)
Tentang uang dan aspek yang terpengaruh olehnya dan
2)
Tentang tingkat bunga dan semua aspeknya.
Konsep Ekonomi
Moneter Syariah
Kebijakan moneter sebenarnya bukan hanya
mengutamakan suku bunga. Bahkan sejak zaman Rasulullah SAW dan Khulafaur
Rasyidin, kebijakan moneter dilaksanakan tanpa mengunakan instrumen bunga sama
sekali.
Perekonomian Jazirah Arabia ketika itu
adalah perekonomian dagang, bukan ekonomi yang berbasis sumber daya alam;
Minyak bumi belum ditemukan dan sumber daya alam lainnya terbatas.
Lalu lintas perdagangan antara Romawi dan
India yang melalui Arab dikenal sebagai Jalur Dagang Selatan. Sedangkan antara
Romawi dan Persia disebut Jalur Dagang Utara. Sedangkan antara Syam dan Yaman
disebut Jalur Dagang Utara-Selatan.
Perekonomian
Arab di zaman Rasulullah SAW, bukanlah ekonomi terbelakang yang hanya mengenal
barter, bahkan jauh dari gambaran seperti itu. Valuta asing dari Persia dan
Romawi dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat Arab.
Dinar dan Dirham juga dijadikan alat
pembayaran resmi. Sistem devisa bebas diterapkan, tidak ada halangan sedikit
pun untuk mengimpor dinar dan dirham.
Transaksi tidak tunai diterima luas
dikalangan pedagang. Cek dan promissory notes lazim digunakan. Misalnya Umar
Ibnu-Khaththab ra. Beliau menggunakan instrumen ini untuk mempercepat
distribusi barang-barang yang baru diimpor dari Mesir ke Madinah.
Instrumen
factoring (anjak piutang) yang baru populer tahun 1980-an, telah dikenal pula
pada masa itu dengan nama al-hiwalah, tapi tentunya bebas dari unsur bunga.
Apabila para pedagang mengekspor barang,
berarti dinar/dirham diimpor. Sebalikanya, bila mereka mengimpor barang.
Berarti dinar/dirham diekspor. Jadi dapat dikatakan bahwa keseimbangan supply
dan demand di pasar uang adalah derived market dari keseimbangan aggregate
supply dan aggregate demand di pasar barang dan jasa.
Nilai emas dan perak yang terkandung di
dalam dinar dan dirham, sama dengan nilai nominalnya. Sehingga dapat dikatakan
penawaran uang elastis sempurna terhadap tingkat pendapatan. Tidak ada larangan
impor dirham dan dinar berarti penawaran uang elastis.
Sistem
moneter mengunakan bimetallic standar, dengan emas dan perak (dalam bentuk uang
dirham dan dinar) sebagai alat pembayaran yang syah. Nilai tukar emas dan perak
pada masa ini relatif stabil dengan nilai kurs dinar – dirham 1 : 10.
Permintaan akan uang dilandasi hanya oleh dua motif, yaitu untuk transaksi dan
berjaga-jaga. Modelnya sebagai berikut :Md = Mdtr + Md pr ; apabila Md pr maka
Mdtr. Mata uang dimpor, dinar dari romawi, dirham dari parsia dan disesuaikan
dengan volume ekspor dan impor. Nilai emas dan perak pada kepingan dinar dan
atau dirham sama dengan nilai nominal (face value) uangnya. Penawaran uang
terhadap pendapatan sangat elastis. Tinggi rendahnya permintaan uang bergantung
kepada frekuensi transaksi perdagangan dan jasa. Permintaan uang untuk
transaksi dan berjaga-jagaKanz (larangan menimbun uang). Deamnd money, elastis,
karena tidak adanya hambatan terhadap impor ketika demand meningkat.
Kesipulannya, Ekonomi Moneter
merupakan suatu cabang ilmu ekonomi yang membahas tentang peranan uang dalam
mempengaruhi tingkat harga-harga dan tingkat kegiatan ekonomi dalam suatu
negara.
Kebijakan
Moneter adalah Kebijakan pemerintah dalam mengatur penawaran uang dan tingkat
bunga yang dilaksanakan oleh Bank sentral.
Kebijakan moneter sebenarnya bukan hanya
mengutamakan suku bunga. Bahkan sejak zaman Rasulullah SAW dan Khulafaur
Rasyidin, kebijakan moneter dilaksanakan tanpa mengunakan instrumen bunga sama
sekali.
Sumber:
http://ahmadferdiansyah-ekonomiakuntansi.blogspot.com/2012/04/konsep-dasar-ekonomi-moneter.html?m=1
0 Leave your coment